Post Title 2

Rabu, 08 Juni 2011

Gagasan Utama dalam Paragraf

Posted by Meeyee DoDoL Cuek On 00.14 No comments


Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran bahasa Indonesia baik di SD, SMP, maupun SMA adalah mengenai Gagasan Utama dalam Paragraf. Nama lain dari gagasan utama adalah ide pokok, gagasan pokok, atau ide sentral. Jadi, kalian jangan bingung ketika membaca soal ataupun tulisan dengan menggunakan nama yang berbeda-beda ini. Pada dasarnya, mereka adalah satu, alias saudara kembar.

Apa yang dimaksud dengan gagasan utama itu?
Kita harus tahu bahwa setiap paragraf yang baik haruslah mempunyai gagasan utama. Gagasan utama adalah ide atau tema yang menjiwai paragraf tersebut. Artinya, paragraf yang bersangkutan hanya membahas tentang itu, bisa memperdalam, atau memberi contoh-contohnya.

Sifat gagasan utama adalah umum. Ketika membaca paragraf, temukan kalimat yang bermakna umum, jangan mencari yang maknanya khusus atau spesifik. Jika kamu sudah menemukannya, berarti kamu sudah mendapatkan gagasan utamanya. Tidak sulit bukan?

Selalu dan selalu dalam ulangan ataupun ujian nasional, ada pertanyaan mengenai gagasan utama ini. Berarti, ini adalah pokok bahasan yang penting. Pertanyaannya bisa berupa menanyakan letak gagasan utamanya, ataupun menanyakan apa gagasan utamanya.

Mari kita bahas satu per satu. Di manakah letak gagasan utama dalam sebuah paragraf? Kalian harus membayangkan sebuah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Karena sebenarnya syarat paragraf yang baik memang harus terdiri dari beberapa kalimat, di mana ada gagasan utama yang tertuang dalam kalimat utama atau kalimat pokok, dan ada beberapa kalimat penjelas, yang memperjelas gagasan utama tersebut.

Jadi, di manakah letak gagasan utamanya?
1. Di awal paragraf. Ini adalah tempat favorit gagasan utama. Bisa dikatakan, 75%-80% gagasan utama terletak di sini. Mengapa? Karena rupanya para penulis hampir selalu memulai paragrafnya dengan menuliskan gagasan utamanya, yaitu kalimat yang bersifat umum itu dan kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelas dari gagasan utama itu.
Contoh:
Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor, atau merayakannya dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing.
Gagasan utamanya: Cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

2. Di akhir paragraf. Banyak juga paragraf yang seperti ini. Artinya, paragraf itu dimulai dengan rincian, baru ditutup dengan pernyataan umum.
Contoh:
Ada orang yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, ada yang memilih bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor. Akan tetapi, ada juga yang memilih menyambut tahun baru dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan orang untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru.
Gagasan utamanya: Berbagai cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

3. Di awal paragraf dan diulang lagi di akhir paragraf. Paragraf yang seperti ini, berarti dimulai dengan pernyataan umum dan diakhiri dengan pernyataan umum lagi. Pengulangan ini tidak sama 100%, tapi kata-kata yang dipergunakan kurang lebih sama.
Contoh:
Ada banyak cara yang orang lakukan untuk mengisi hari pertamanya di tahun baru. Ada yang menyambut fajar pertama di puncak gunung, bersenang-senang dengan konvoi kendaraan bermotor, atau merayakannya dengan pesta kembang api, atau mungkin merayakannya dengan pasangan masing-masing. Ya, itulah berbagai cara yang dilakukan orang untuk menyambut tahun baru.
Gagasan utamanya: Cara orang mengisi hari pertama di tahun baru.

4. Di seluruh isi paragraf. Letak gagasan utama terakhir ini hanya didapati di dalam prosa/cerita-cerita. Itulah sebabnya paragraf yang seperti ini disebut 'paragraf deskriptif atau paragraf naratif'. Ingat kan arti narasi? Ya betul, narasi artinya cerita. Mengapa ada di seluruh isi paragraf? Itu pertanyaan yang bagus karena tahu sendiri, namanya juga cerita, jadi semua kalimatnya saling bertautan alias berhubungan. Jadi, tidak ada yang khusus berisi gagasan utama.
Contoh:
Salah satu kerinduan ibu saya adalah melihat kami, anak-anaknya, dapat menyelesaikan pendidikan dan mendapat pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikan kami masing-masing. Di atas semua kerinduan itu, ia menanamkan kepada kami sikap yang takut akan Tuhan dan hati yang mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Ibu selalu mengajarkan. "Kalau bukan Tuhan yang menyertai dan memberkati usaha yang kita lakukan, maka semua usaha dan kekuatan yang kita kerahkan akan sia-sia. Karena itu, berdoalah untuk setiap hal yang sudah kita rencanakan dan mintalah tuntunan serta campur tangan-Nya.
Gagasan utamanya: Kerinduan dan ajaran ibu.

Semoga kalian dapat memahaminya, ya. Good luck!

Peningkatan Kemampuan Bermain Drama

Pembelajaran bermain drama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama dengan
memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, nada/ tekanan, dan ekspresi yang sesuai dengan karakter tokoh. Berdasarkan pengamatan
awal, telah diperoleh data bahwa pembelajaran bermain drama adalah materi yang sulit diajarkan karena keterbatasan waktu jika
harus diajarkan di kelas, guru yang kurang berkompeten dalam pembelajaran drama, kurang adanya kerjasamanya antara guru dan
siswa, atau siswa dengan siswa, dan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam memberikan materi drama dan tidak
memberikan praktik secara langsung kepada siswa, sehingga siswa kesulitan dalam memerankan tokoh drama, kesulitan dalam
mengucapkan dialog yang benar, dan kesulitan dalam menghayati karakter atau berekspresi.
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana teknik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan bermain drama siswa
kelas V SD Negeri Karangsono 02 Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar khususnya pada tahap latihan dasar, tahap latihan
pemeranan dengan membaca naskah, tahap latihan pemeranan dengan berdialog lepas naskah, dan tahap pementasan. Adapun tujuan
penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan bermain drama siswa kelas V SD Negeri Karangsono 02 Kecamatan Kanigoro
Kabupaten Blitar.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas. Rancangan
penelitian disusun dalam satuan siklus yang meliputi perencanaan (penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penetapan subjek penelitian didasarkan pada hasil analisis studi pendahuluan dan prates yang dilakukan
oleh peneliti.
Pembelajaran dilakukan sebanyak dua siklus dan setiap siklus dilaksanakan selama empat kali pertemuan yang terdiri dari
empat tahap, yaitu (1) Latihan dasar, berupa kegiatan yang berorientasi pada latihan pernafasan, latihan vokal, latihan gerak/
kelenturan tubuh, dan latihan konsentrasi, (2) Latihan pemeranan tahap membaca naskah, berupa kegiatan yang berorientasi pada
berlatih membaca naskah drama dengan memperhatikan kelancaran membaca, intonasi, vokal, nada/ tekanan, dan ekspresi/
penghayatan, (3) Latihan pemeranan tahap berdialog lepas naskah, berupa kegiatan yang berorientasi pada latihan mengucapkan
dialog dan memerankan tokoh drama tanpa membawa naskah dengan memperhatikan intonasi, vokal, nada/ tekanan, lafal, dan
ekspresi/ penghayatan, (4) Pementasan, berupa kegiatan mementaskan naskah drama yang telah dipelajari dengan memperhatikan
intonasi, vokal, nada/ tekanan, lafal, dan ekspresi/ penghayatan yang sesuai dengan karakter tokoh dalam naskah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan teknik pemodelan, kemampuan siswa dalam bermain drama dapat
ditingkatkan. Efektivitas penggunaan teknik pemodelan ini dapat diketahui dari peningkatan nilai yang dicapai siswa dalam
melakukan latihan dasar, membaca naskah drama, berdialog dengan lepas naskah, dan memerankan tokoh dalam pementasan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan pada guru untuk menggunakan teknik pemodelan dengan lebih kreatif dan
inovatif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswanya dalam bermain drama. Kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan di
lingkungan sekolah juga disarankan memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai kepada guru untuk melakukan kerja sama
1dengan para peneliti dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Sedangkan bagi calon peneliti yang ingin
menggunakan dan mengembangkan teknik pemodelan, diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran pada kompetensi
dasar pembelajaran sastra yang lain.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar