Post Title 2

Kamis, 24 Februari 2011

EYD

Posted by Meeyee DoDoL Cuek On 19.58 No comments


Penggunaan EYD Terhadap Bahasa Indonesia

 

Dalam penulisan sebuah kalimat terdapat tata cara penulisan huruf.  Diantaranya yaitu :
A.  Huruf kapital : Huruf besar yang digunakan pada awal kalimat atau pada  kata-kata tertentu.
      Contoh :
      #    Huruf kapital atau huruf besar sebagai huruf pertama kata   pada awal kalimat, huruf pertama petikan langsung, nama Tuhan, nama gelar, nama jabatan dan pangkat.
            ·    Dia mengantuk
·    Kita harus bekerja keras
·    Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
·    Bapak menasihati, “Berhati-hatilah, Nak!”
·    Yang Maha Pengasih
·    Presiden Soekarno
·    Ia Gubernur DKI Jakarta
·    Bapak Menteri Hari Sabarno
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
·    ”Siapakah gubernur yang baru saja dilantik itu?”
·    Brigadir Jendral Sugiarto baru dilantik menjadi mayor jendral.

      #   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang, nama bangsa, suku bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
            Contoh :
·    Dewi Mayasari
·    suku Sasak
·    bangsa Indonesia
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
·    mengindonesiakan kata asing
·    keinggris-inggrisan.
            Catatan   :  Huruf kapital tidak dipakai untuk kata ‘bangsa’, ’suku’,dan ‘bahasa’ yang mengawali sebuah nama.
            ·    Bandung Lautan Api
·    Proklamasi Kemerdekaan
·    hari Minggu
·    Idul Fitri.
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
·    memproklamasikan kemerdekaan

      #    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, negara, badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi.
            Contoh :
·    Asia Tenggara
·    Jazirah Arab
·    Selat Sunda
·    Kota Bogor.
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
·    Berlayar ke teluk.
·    Pada hari minggu ku turut ayah ke kota.
·    Departemen Pendidikan Nasional
·    Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
·    Menurut undang-undang dasar kita
·    Menjadi sebuah republic

#   Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, sapaan, hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan, dan judul karya ilmiah (bukan judul buku).
      Contoh :
·    Dr. = Doktor
·    dr. = Dokter
·    Sdr. = Saudara
·    S.Sos. = Sarjana Sosial
·    Kapan Bapak berangkat?
·    Surat Saudara sudah saya terima.
      Catatan   :  Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata   penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
      ·    Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
·    Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
·    PENELITIAN BAWANG GORENG
      Catatan   :  Jika judul karya ilmiah itu memiliki kata konjungsi (kata penghubung), maka huruf kapital hanya diberikan di huruf pertama setiap kata, sementara huruf pertama kata konjungsi tetap menggunakan huruf kecil.


B. Huruf Miring : huruf yang letaknya miring, tetapi tidak menyerupai tulisan tangan seperti pada kursif.
Contoh :
     Penelitian Tentang Gempa Aceh dan Yogyakarta.
     Mereka pinjam atau beli ?
     Mahasiswa sedang melakukan observasi
     Ayah memesan tiga ratus telur ayam.

C. Penulisan Kata
a.   Kata Dasar ( Ke, di, dari )
Penulisan preposisi ini ditulis terpisah.
Contoh : di dalam, ke tengah, dari Surabaya. Perkecualian untuk hal ini adalah
·    Kepada
·    Keluar
·    Kemari
·    Daripada
      Kata dasar : ditulis sebagai satu kesatuan dimana kata tersebut tidak di tambahkan imbuhan.
Contoh :
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Andi sedang potong rumput
Kemarin Danu buang sebuah gambar
      b.   Kata turunan : Kata yang terdiri atas imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar.
Contoh:
1.   Bergeletar, dikelola
           Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
           Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
           Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
           Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
c.       Kata Ulang : Kata yang terjadi akibat proses pengulangan.
            Contoh :
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti
tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu) jamak (anak-anak, buku-buku) maupun yang berbentuk berubah beraturan (centang-perenang, sayur-mayur).
      d.   Gabungan kata atau kata majemuk
            1.   Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
            2.   Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
            3.   Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.
      e.   Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) : Kata yang ditulis secara serangkai.
            Contoh:
            kumiliki
            kauambil
            bukumu
            miliknya.
      f.    Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) : Merupakan kata penghubung yang ditulis terpisah, maupun yang sudah lazim dapat di gabung.
            Contoh :
            Ditulis terpisah   :  di dalam, ke tengah, dari Surabaya.
Sudah lazim       :  kepada, daripada, keluar, kemari, dll.
      g. Kata Sandang terbagi atas dua, yaitu :
#    Kata sandang tak tentu
                        Disebut indefinite article (indefinit a:tikl) dengan anggota : “a” dan “an”. Penggunaannya, kata sandang “a” dipakai di depan kata yang dimulai dengan huruf konsonan (b, c, d, dsb) sedangkan “an” mutlak dipakai di depan kata yang dimulai dengan huruf hidup alias vokal (a, i, u, e, o).
            #   Kata sandang tentu
                        Disebut  definite article (definit a:tikl) dengan anggota tunggal kata “the” yang artinya :”itu”. Ini yang perlu diperhatikan dalam segi pengucapannya, bila kata “the” berada di depan kata berhuruf mati maka harus dibaca (de) dan jika berada di depan kata berhuruf hidup harus dibaca (di).
      h.   Partikel ( -lah, -pun ) : merupakan kata penghubung pada akhir kata.
            1.   Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai.
Contoh : bacalah, siapakah, apakah.
            2.   Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll.
                  Contoh : apa pun, satu kali pun.
            3.    Partikel per- yang berarti “mulai”, “demi”, dan “tiap” ditulis terpisah.
Contoh : per 1 April, per helai.
      i.    Singkatan : bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau  lebih.
            Contoh :
            1.   Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
            2.   Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan/organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
            3.   Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Tetapi, singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf diberi tanda titik setelah masing-masing huruf.
            4.   Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang asing tidak diikuti tanda titik.
            Akronim :  singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
            Contoh :
            1.   Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
            2.   Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
            3.   Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.


      j.    Penulisan angka dan  lambang bilangan
                  Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis  dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan digunakan secara berurutan seperti dalam pemerincian dan pemaparan.
            Contoh :
                 Lima belas orang terkorban dalam kemalangan itu.
                 Ayah memesan tiga ratus telur ayam.
                  Lambang bilangan pada awal ayat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan ayat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat lagi pada awal ayat.
            Contoh :    
                 Tujuh belas  orang terkorban  dalam kemalangan itu.
                 Pak Sako mengundang 250 orang tetamu.
                 Bukan : 250 orang tamu diundang oleh Pak Sako
                 Benar  : Dua ratus lima puluh orang tamu diundang oleh Pak Sako
      Angka yang menunjukkan bilangan yang besar dapat dieja sebahagian supaya lebih mudah dibaca.
Contoh : 380 ribu juta
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an  ditulis seperti berikut.
Contoh :
     tahun 50-an   atau tahun lima puluhan
     wang 5000-an    atau wang lima ribuan

D. Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.
Pemakaian Tanda Baca dalam Kalimat
A.  Tanda Titik (.)
1.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Contoh : Saya suka makan nasi.
      Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
contoh:
     Irwan S. Gatot
    George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh : Anthony Tumiwa
3.   Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
    Dr. (Doktor)
    Ny. (Nyonya)
4.   Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
      Contoh:
    dll. (dan lain-lain)
    tgl. (tanggal)
      Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5.   Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar.
contoh:
     I. Penyiapan Ulangan Umum.
     A. Peraturan.
      Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
      Contoh:
    1.1
    1.2.1
6.   Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
      Contoh : Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
7.      Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
      contoh:
    Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
    Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
8.   Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat.
      contoh:
    UUD : (Undang-Undang Dasar)
     SMA : (Sekolah Menengah Atas)
9.      Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
    52 cm
    l (liter)
    Rp 350,00
10.  Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
contoh:
    Sistem Acara
11.  Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
Contoh :
    Jalan Kebayoran 32
    Jakarta, 3 Mei 1997
    Yth.Sdr.Ivan
Jalan Istana 30
Surabaya

      B. Tanda Koma (,)
1.   Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
            Contoh : Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
            2.   Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
                  contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
            3a.       Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
                  contoh:
    Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
    Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
            3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
                  Contoh : Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
            4.   Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
                  Contoh : Oleh karena itu, kamu harus datang.
            5.   Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
                  Contoh : O, begitu.
            6.   Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh : Kata adik, “Saya sedih sekali”.
            7.   Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
                  contoh:
    Medan, 18 Juni 1984
    Medan, Indonesia.
            8.   Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
                  Contoh   : Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

            9.   Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
                  Contoh : I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
            10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
                  Contoh : Rinto Jiang,S.E.
            11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
                  Contoh :
    33,5 m
    Rp 10,50
            12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh : pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
            13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
                  Contoh   :     dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
                  Bandingkan dengan    :     Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
            14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
                  contoh: “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.

      C. Tanda Titik Koma (;)
            1.   Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
                  Contoh : malam makin larut; kami belum selesai juga.
            2.   Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
                  Contoh   :  Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

      D. Tanda Titik Dua (:)
            1.   Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
                  Contoh :
    yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
    Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
            2.   Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
                  Contoh :
Ketua                    : Borgx
Wakil Ketua          : Hayabuse
Sekretaris              : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris    :  Irwan Gatot
Bendahara             : Rinto Jiang
Wakil bendahara   : Rex
            3.   Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
                  Contoh :
                  Borgx        : “Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!”
Rex            : “Siap, Boss!”
            4.   Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
                  Contoh :
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.
            5.   Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
                  Contoh : Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

      E.   Tanda Hubung (-)
            1.   Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
                  Contoh :
….dia beli ba-
ru juga.
                  Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
                  Contoh :
…. masalah i-
tu akan diproses.
            2.   Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
                  Contoh :
…. cara baru meng-
ukur panas
                  Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
                  Contoh:
………mengharga-
i pendapat.
            3.   Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh : anak-anak
                  Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
            4.   Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh : p-e-n-g-u-r-u-s
            5.   Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
bandingkan:
                      ber-evolusi dengan be-revolusi
    dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
    Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
    PN dengan di-PN-kan.
            6.   Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata.
                  Contoh :
                      se-Indonesia
    hadiah ke-2
    tahun 50-an
    ber-SMA
    KTP-nya nomor 11111
    bom-V2
    sinar-X.
            7.   Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
                  Contoh:
                      di-charter
    pen-tackle-an
            8.   Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).

      F.   Tanda Pisah (—)
            1.   Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
                  Contoh : Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
                  Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
Contoh : Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
            2.   Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
                  Contoh :
                  Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
            3.   Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ‘ke’, atau ’sampai’.
                  Contoh :
                      1919—1921
    Medan—Jakarta
    10—13 Desember 1999
                  Tanda Garis Bawah (_)
Tanda Elipsis (….)
Tanda Tanya (?)
Tanda Seru (!)
Tanda Kurung ((…))
Tanda Kurung Siku ([...])
                  Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli.
                  Contoh :
    Katanya, “[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini”.
                  Tanda Kurung Lancip (<…>)
Biasa digunakan di bahasa komputer HTML
Tanda Kurung Kurawal ({…})
Tanda Kurung Ganda («…»)
            Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer

      G. Tanda Elipsis ( … )
            1.   Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
                  Misalnya : Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.
            2.   Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya : Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
                  Catatan   :  Kalau bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat perlu dipakai empat titik; tiga untuk penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
                  Misalnya : Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati.

      H.  Tanda Tanya ( ? )
            1.   Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
                  Misalnya :  Kapan ia berangkat?
Saudara tahu bukan?
            2.   Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
                  Misalnya :  la dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

      I.    Tanda Seru (!)
            Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
            Misalnya :  Alangkah seramnya peristiwa itu!
            Bersihkan kamar ini sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak- istrinya!
Merdeka!

      J.    Tanda Kurung ((…))
            1.   Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
                  Misalnya : DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai.
            2.   Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
                  Misalnya    :  Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962
                  Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
            3.   Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
                  Misalnya :  Faktor-faktor produksi menyangkut masalah berikut:
(a)     alam,
(b)     tenaga kerja, dan
(c)     modal.
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

      K.        Tanda Kurung Siku ([…])
            1.   Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu jadi isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asal.
                  Misalnya : Sang Sapurba men[d] engar bunyi gemerisik.
            2.   Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
                  Misalnya: (Perbedaan antara dua macam proses ini [lihat BabI] tidak dibicarakan.)

      L. Tanda Petik (”…”)
1.      Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan.
      Contoh : kata Ketua, “Kita akan segera berangkat besok.”         

2.      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila digunakan dalam kalimat.
Contoh: bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, Dari Suatu Tempat.
3.      Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal, atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh: pekerjaannya itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja
            Catatan: Perhatikan bagaimana menempatkan tanda petik penutup:
                  Kata Tono, “saya juga minta satu.”
                  Bukan: Kata Tono, “Saya juga minta satu”.
                  Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
                  Bukan: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam.”

      M.  Tanda Petik Tunggal (’…’)
            Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
            Misalnya, seperti di bawah ini.
            “Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon.
            Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.
Tanda Ulang (…2)
            Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh.
            Contoh:
    Buku-buku (bukan “buku2″)
                Saudara-saudara (bukan “saudara2″)

      N.  Tanda Garis Miring (/)
            Biasa digunakan untuk menyatakan “atau”, biasanya untuk dua kata yang bersinonim.
            Contoh :
                 Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda “/” tidak dibaca.
            Contoh :
    RT/RW
    AC/DC
Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).

O.    Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ‘ )
            Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh :
     Ali ’kan kusurati. (’kan = akan)
     Januari ’99. (Januari 1999)
     Misalnya:  Ali ‘kan kusurati        (’kan = akan)
     Malam ‘lah tiba        (’lah = telah)

BAB
PENUTUP

Dengan selesainya pembahasan dalam makalah ini mudah mudahan dapat bermanfaat bagi siswa/siswi lain atau rekan rekan sekolah lain yang membacanya. Karena dalam susunan makalah ini membahas tentang “Penggunaan EYD terhadap Bahasa Indonesia” yang dapat menambah wawasan baik bagi kami maupun bagi anda yang membacanya. Dengan membaca makalah ini mudah-mudahan pembaca dapat mengetahui tentang Penggunaan EYD secara mendalam.   Pembahasan makalah ini bersifat karya tulis yang disusun berdasarkan kumpulan informasi yang kami dapatkan.

1. KESIMPULAN :
Dari data yang kami peroleh, dapat kami simpulkan bahwa :
·         Huruf kapital : Huruf besar yang digunakan pada awal kalimat atau pada  kata-kata tertentu.
      Contoh :
      #    Huruf kapital atau huruf besar sebagai huruf pertama kata   pada awal kalimat, huruf pertama petikan langsung, nama Tuhan, nama gelar, nama jabatan dan pangkat.                   
      #   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang, nama bangsa, suku bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
      #    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi, negara, badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi.
#   Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, sapaan, hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan, dan judul karya ilmiah (bukan judul buku).
·         Huruf Miring : huruf yang letaknya miring, tetapi tidak menyerupai tulisan tangan seperti pada kursif.
Contoh :
     Penelitian Tentang Gempa Aceh dan Yogyakarta.
     Mereka pinjam atau beli ?
·         Penulisan Kata
a.   Kata Dasar ( Ke, di, dari )
      b.   Kata turunan : Kata yang terdiri atas imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai
c.       Kata Ulang : Kata yang terjadi akibat proses pengulangan.
      d.   Gabungan kata atau kata majemuk
      e.   Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) : Kata yang ditulis secara serangkai.
      f.    Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) : Merupakan kata penghubung yang ditulis terpisah, maupun yang sudah lazim dapat di gabung.
      g. Kata Sandang terbagi atas dua, yaitu :
#    Kata sandang tak tentu
            #   Kata sandang tentu
      h.   Partikel ( -lah, -pun ) : merupakan kata penghubung pada akhir kata.
      i.    Singkatan : bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau  lebih.
      1.   Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
      j.    Penulisan angka dan  lambang bilangan
·         Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

·         http://www.google.com
·         http://Wikipedia,com



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar